Apa sih SPE
itu?
Sistem
Pembangkit Energi atau yang biasa disingkat
menjadi SPE adalah salah satu jurusan baru yang ada
di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Jurusan yang memiliki angkatan
pertama di tahun 2011 ini sempat berubah nama menjadi Teknologi Pembangkitan Energi,
akan tetapi sekarang kembali lagi menjadi Sistem Pembangkit Energi.
Tak seperti
kebanyakan jurusan teknik kampus-kampus diseluruh Indonesia, SPE ini
mempelajari 2 bidang sekaligus, yaitu bidang mekanik dan elektrik. Tak hanya
itu, di semester akhir nantinya mahasiswa SPE (Sistem Pembangkit Energi) juga
akan belajar mengenai pemrograman. Dalam hal elektrik mahasiswa SPE cenderung
mempelajari listrik arus kuat yang ada di dalam sistem listrik di pembangkitan
itu sendiri. Sedangkan pada mekaniknya mahasiswa akan mempelajari bagaimana
sistem kerja mesin-mesin pembangkit, heat exchanger, turbin, dll.
“wah enak ya jurusan kalian, kalian dapat ilmu
yang lengkap” kata mbak Putri menirukan perkataan dari teman yang ia temui
ketika kerja praktek. Mbak Putri adalah
salah satu narasumber kami yang hingga sekarang masih aktif menjadi mahasiswa
tingkat akhir SPE. Selain itu, beberapa pembinanya ketika kerja praktek juga
sering kali mengatakan hal yang senada. Selain mbak Putri, ada juga mbak April
yang juga merupakan mahasiswa aktif tingkat akhir SPE. Dia juga mengungkapkan
kelebihan SPE waktu ia menjalani KP. “waktu kerja praktek kemaren ya dek,
pembina KP-ku itu ngasih kertas yang isinya grafik instrumentasi. Waktu itu
mahasiswa yang KP bareng sama aku dan mereka berasal dari latar belakang
jurusan yang berbeda dengan SPE. Nah yang
bisa nemuin apa yang diminta sama pembinanya waktu itu aku sama salah
satupeserta lainnya. Jadi ya inilo kelebihan kita.
Kita nggak kalah kok sama jurusan lain yang lebih dulu ada.”

Narasumber: Putriana Rahmawati (tengah)
Meskipun
namanya Sistem Pembangkit Energi, tetapi lulusan dari jurusan ini memiliki
ranah kerja yang luas. Karena, selain di perusahaan pembangkit listrik, lulusan
SPE dapat bekerja di perusahaan Minyak dan Gas, bekerja sebagai konsultan
energi, dan bahkan bisa juga di perusahaan perminyakan offshore, yang dimana penghasilan
dari profesi tersebut bernilai tinggi. Bahkan beberapa pabrik seperti
Petrokimia juga memerlukan tenaga ahli dibagian pembangkit energi untuk menangani
mesin pembangkit yang diperlukan untuk menggerakkan mesin-mesin produksi di
pabrik itu sendiri. Serta banyak lagi profit kerja yang bisa di dapatkan oleh
lulusan Sistem Pembangkit Energi karena hal-hal yang dipelajarinya selama masa
pendidikan yang ranahnya cukup luas.
“Untungnya
belajar di SPE untuk prospek ke depan tuh gini. Kan Indonesia masih membutuhkan banyak engineer nih. Karena kita bisa
menguasai bidang elektrik dan mekanik, maka kesempatan kita untuk mendapatkan
pekerjaan pun akan lebih besar.” Kata mas Zaki, narasumber lain yang juga
merupakan mahasiswa aktif tingkat akhir SPE. Jadi ya sudah ada gambaran kan
gimana hebatnya SPE ini? Pasti gak rugi deh belajar di SPE.

Narasumber: Aprilia Ika Cahyani(dua dari kanan) dan Muchammad Rozaki
(tengah).
Setelah
membicarakan prospek, kami akan mengulas tentang sistem pembelajaran di SPE itu
sendiri. Pertama kita akan mengulas seputar dosen-dosen di SPE. Dan penilaian
tentang dosen-dosen di SPE dari ketiga narasumber kami itu hamper sama, yang
intinya dosen-dosen di SPE itu asik-asik orangnya. Nggak ada yang killer,
apalagi seenaknya sendiri. Kita disini sebagai mahasiswa SPE itu sangat
diperhatikan dan sangat dimanjakan. Penugasan yang diberikan juga istimewa.
Disaat yang lain harus membuat laporan pendahuluan, laporan sementara, dan
laporan resmi dalam satu praktikum, kami hanya cukup membuat satu laporan saja.
Dan laporan itulah yang dikumpulkan. Enak bukan? Selain dari sisi penugasan,
dosen-dosen di SPE itu juga humoris lho! Jadi bayangan dosen yang kejam, kaku,
tidak peduli terhadap mahasiswanya, dan suka marah gak jelas itu sama sekali
tidak ada di dosen-dosen SPE. Dosen-dosen di SPE pun sangat telaten dalam
mengajari dan membimbing mahasiswanya. Mereka tidak pernah meninggalkan
mahasiswanya ketika mahasiswanya tidak paham konsep dasar. Sungguh dosennya
sangat bersahabat! Ini juga poin kelebihan di SPE.
Selain
menggali tentang seluk beluk SPE dan prospek kedepannya dari jurusan ini, kami
juga menggali persiapan engineer dalam menghadapi MEA. Dari ketiga narasumber
kami, mereka memberikan jawaban yang berbeda. “untuk menghadapi MEA, kita
biasakan dari awal. Jadi kalian disini itu aku sarankan untuk menjadi mahasiswa
yang aktif. Mahasiswa yang suka bersosialisasi dan aktif dalam kepanitiaan pada
suatu kegiatan. Sering-sering aja kumpul-kumpul sama anak jurusan lain, jadi
pemikiran kita itu bisa berkembang dan dapat menerapkan ilmu kita lebih luas
lagi. Istilahnya mengasah softskill lah dek.” nasehat yang diberikan oleh mbak
Putri saat kami tanyai seputar MEA. Sedangkan untuk mas Zaki, dia mengatakan
“kita harus lebih mempersiapkan diri dalam segi bahasa, utamanya Bahasa
internasional yang digunakan.
Anggota
Kelompok :
1.
Mafira Ayu Ramdhani
2.
Iqbal Nasrullah
3.
Ivan Susanto
4.
M. Khabiburrahman